Rekomendasi Jual Beli Cryptocurrency Terbaik Rekomendasi Domain dan Web Hosting Terbaik

Cara Kerja CDI (Capacitor Discharge Igniter) Kendaraan Bermotor

Java Motorland – Hello Bikers, sebagai pengendara kendaraan bermotor tentunya kita pernah mendengar istilah CDI. CDI (Capacitor Discharge Igniter) pada kendaraan bermotor sendiri berfungsi sebagai modul pengontrol pengapian untuk menyalakan busi sesuai dengan siklus kerja mesin kendaraan yang merupakan mesin pembakaran dalam (Internal combustion engine) yang menganut siklus mesin Otto dimana terdapat busi sebagai pemantik campuran bahan bakar dan udara pada ruang bakar.
Agar CDI bisa bekerja sebagai pengontrol pengapian (Ignition) maka perlu didukung dengan perangkat lain seperti spull kelistrikan atau spull pengapian 12 Volt (AC generator / DC generator) dan baterai, regulator tegangan (Voltage regulator) atau biasa di sebut kiprok, sensor derajat pengapian atau biasa disebut pick up coil atau pulser, koil pengapian (Ignition coil) dan tentunya busi (Spark plug), namun pada kendaraan tertentu juga dilengkapi dengan throttle position sensor. Pada kesempatan kali ini yang akan kita bahas adalah CDI (Capacitor Discharge Igniter) tipe CDI DC (Direct Current).


Cara kerja CDI DC sesuai pada gambar dimana tegangan DC (Direct Current) 12 Volt dari baterai atau spull yang melewati regulator tegangan (Voltage regulator) akan masuk melalui diode kemudian teganang 12 Volt akan dinaikkan sampai kurang lebih menjadi 220 Volt dengan menggunakan trafo step up melewati diode kedua dan akan disimpan pada kapasitor CDI yang terhubung dengan koil pengapian (Ignition coil). Agar busi bisa menghasilkan loncatan bunga api (Spark ignition) diperlu pick up coil atau pulser untuk mentrigger SCR pada CDI agar aktif pick up coil atau pulser (Ignition signal). Pick up coil atau pulser (Ignition signal) akan aktif dan menghasilkan listrik untuk mentrigger SCR agar aktif  dengan mendeteksi tonjolan besi yang ada pada magnet kelistrikan yang diatur sesuai dengan derajat pengapian saat mesin pada langkah akhir kompresi dimana piston mendekati titik mati atas (TMA). Saat SCR aktif makan listrik yang tersimpan pada kapasitor akan dilepaskan ke kumparan primer koil pengapian (Ignition coil) untuk menginduksi kumparan sekunder agar menghasilkan tegangan tinggi sekitar 10.000 Volt sampai dengan 30.000 Volt yang selanjutnya tegangan tinggi tersebut akan menuju busi (Spark plug) sehingga akan menghasilkan bunga api listrik tegangan tinggi dari beda potensial antara electrode positif busi pada bagian tengah dengan masa busi yang kemudian akan membakar campuran bahan bakar dan udara diruang bakar. Pada blok control circuit, sinyal perintah untuk mengaktifkan SCR bisa diolah sesuai dengan mapping pengapian untuk menghasilkan tenaga mesin yang besar dan efisien sesuai dengan putaran (RPM) mesin.


Proses tersebut diatas akan berulang saat mesin kendaran bermotor bekerja. Untuk setting mapping pengapian CDI pada motor standard tidak bisa disetting sesuai kemauan kita, jadi agar kita bisa melakukan setting mapping pengapian CDI maka kita bisa memasang CDI programmable atau biasa disebut CDI racing. Semoga artiker tentang CDI (Capacitor Discharge Igniter) terutama CDI tipe DC (Direct Current) bisa memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para biker, salam satu aspal.

*Sumber gambar: Shindengen

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Java Motorland YouTube Channel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Java Motorland YouTube Channel